Ukiran di setiap daerah mempunyai ciri khasnya masing-masing. Ukiran Jepara mempunyai motif dan corakyang unik dan membedakannya dengan yang lain.
Ukiran Jepara mempunyai tingkat kecermatan tinggi, di mana setiap garis ukir objeknya terbukti halus dan sangat detail. Ahli ukir Jepara merupakan orang yang terlatih untuk membuat ukiran Jepara dengan mempertahankan detail setiap objeknya. Kesan hidup pada setiap objek dalam ukiran juga dapat dilihat, karena detail penggambaran bentuk objek tersebut. Salah satu penerapan ukiran tersebut adalah pada mebel. Perlengkapan mebel dari Jepara menggunakan ukiran Jepara sebagai hiasannya. Mebel Jati mempunyai hasil ukiran yang baik, karena tekstur kayu jati yang mudah diukir. Mebel dari kayu jati juga mampu bertahan dalam jangka waktu lama.
Motif Ukiran Jepara memiliki karakteristik, diantaranya :
- Motif makara, binatang dari cerita dongeng hindu jawa
- Motif candi pintu bgerbang yang terdapat pada masjid mantingan
- Motif pada botekan ( masa kartini ) dengan motif swastika
- Motif ukir naga pada pintu Bledek ( Masa Jawa Islam )
- Motif gunungan pada ukiran di masjid mantingan
- Motif burung pada daun meja tempat jahitan ( Kartini )
- Motif tumbuhan kecil-kecil yang terdapat pada ukiran masjid mantingan
- Ukiran diatas pintu lama Masjid Raya Jepara
- Ukiran diatas kusen pintu rumah tinggal Jepara
Ciri-Ciri Visual Gaya Ukiran Jepara
- Motif tumbuhan merupakan motif yang palinh banyak digunakan
- Motif bergerombol seperti kipas dan terdapat buah dengan jumlah ganjil.
- Arah dan gerak motif tumbuhanmenampakkan gerak keseimbangan ke kiri kemudian kekanan dan seterusnya
- Pecahan pada sehelai daun membentuk ” sinar “
- Hasil pahatannya cekung tipis
- Komposisi ukiran umumnya simetris
- Motif hewan umumnya menggunakan motif burung sebagai bagian dari motif tumbuhan.